Minggu, 17 Oktober 2010

PENGERTIAN MANAJEMEN

universitas gunadarma
PENGERTIAN MANAJEMEN


§  Arti dan Fungsi Manajemen

Definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli seperti Fayol, Terry, Taylor adalah berbeda-beda, tetapi pada pokoknya semua ini mempunyai pengertian yang sama.
      Berikut ini dikemukakan definisi tentang manajemen yang diberikan oleh Profesor Oei Liang Lee.
Manajemen adalah ilmu dan seni merancanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan, serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen mempunyai lima fungsi, yaitu :
1.  Perencanaan
2.  Pengorganisasian
3.  Pengarahan
4.  Pengkoordinasian
5.  Pengawasan

Kelima macam fungsi manajemen ini sangat penting di dalam menjalankan semua kegiatan. Semua ini dimaksudkan agar kegiatan apapun yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga tentu  mempunyai tujuan ; dan untuk mencapai tujuan tersebut perlulah dibuat perencanaan terlebih dahulu. Secara garis besar, perencanaan ini menggambarkan tentang:
a.       Apa
b.      Bagaimana
c.       Mengapa dan
d.      Kapan akan dilakukan


§          Jenjang Manajemen

Perusahaan-perusahaan besar biasanya mempunyai paling sedikit tiga jenjang manajemen. Ketiga jenjang tersebut adalah : (1) manajemen puncak atau manajemen eksekutif, (2) manajemen madya atau manajemen administrative, dan (3) manajemen operasional atau manajemen supervisiori.
      
  1. Manajemen Puncak
Jenjang tertinggi adalah manajemen puncak. Manajemen puncak bertugas menyusun rencana umum perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan penting tentang hal-hal seperti penggabungan (merger), produk baru, dan pengetahuan saham.


b.      Manajemen Madya
Jenhjang berikutnya dalam piramida manajemen madya.Para manajer ini mempunyai tanggung jawab dalam penyusunan rencana operasi yang melaksanakan rencana-rencana umum dari manajer puncak.

c.       Manajemen Operasional
Manajemen operasional ini merupakan jenjang terendah dalam piramida. Tugasnya menyangkut pelaksanaan rencana yang dibuat oleh para manajer madya.



LATAR BELAKANG SEJARAH MANAJEMEN

§  Gerakan Manajemen Ilmiah

Sejak pemunculan bukunya tahun 1911, Taylor dikenal sebagai bapak dari gerakan manajemen ilmiah. Buku yang diterbitkan berjudul The Principles of Scientific Manajemen. Dalam bukunya, Taylor mengemukakan beberapa prinsip manajemen ilmiah untuk melakukan pekerjaan dengan efisien. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

    Prinsip 1  :   Semua pekerjaan dapat diobservasi dan dianalisis guna menentukan satu cara terbaik untuk menyelesaikannya.
    Prinsip 2  :  Orang yang tepat untuk memangku jabatan dapat dipilih dan dilatih secara ilmiah.
    Prinsip 3 : Kita dapat menjamin bahwa cara terbaik tersebut diikuti dengan menggaji pemegang jabatan dengan dasar insentif, yaitu menyamakan gaji dengan hasil kerjanya.
    Prinsip  4 :   Menempatkan manajer dalam perencanaan, persiapan dan pemeriksaan pekerjaan


SEKOLAH-SEKOLAH TENTANG PEMIKIRAN
MANAJEMEN

Dari beberapa sekolah tentang pemikiran manajemen yang muncul, kita akan membahas lima, yaitu : (1) sekolah klasik, (2) sekolah perilaku, (3) sekolah ilmu manajemen, (4) analisis sistem, dan (5) manajemen berdasarkan hasil.


§  Sekolah Klasik (Classical School)

Sekolah klasik telah memberikan saran tentang fungsi-fungsi manajemen primer, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

§  Sekolah Perilaku (Behavioral School)

Sekolah perilaku yang juga disebut leadership, human relations, atau behavioral sciences school of management, telah menjadi populer dalam tahun 1950-an. Sekolah ini memusatkan perhatian pada aspek kemanusiaan dari management dan menekankan kebutuhan bagi para manajer untuk memahami manusia. Para manajer perlu mengetahui bagaimana memotivasi bawahan yang mereka pimpin.

  • Sekolah ilmu manajemen (Management Science School)

Sekolah ilmu manajemen ini melibatkan matematik dan statistik. Ilmu manajemen merupakan suatu pendekatan kuantitatif yang memberikan alat untuk menyelesaikan masalah-masalah bisnis.

  • Analisis Sistem

Analisis system ini berkaitan dengan masalah-masalah yang melibatkan semua komponen secara bersama-sama. Dalam pemasaran, misalnya, mengambil keputusan tentang harga memerlukan pertimbangan menyangkut pengaruh kesan pada produk (product image), penjualan unit, jaringan distribusi, dan seterusnya.
Sistem adalah suatu unit yang dibentuk dari dua atau lebih bagian-bagian independen yang berinteraksi untuk membentuk sebuah organisme fungsi.

  • Manajemen Hasil

Management By Objectives/ MBO adalah suatu program untuk meningkatkan motivasi dan pengendalian karyawan. MBO memusatkan perhatian pada hasil, bukan perilaku yang diperlihatkan karyawan.
            Adapun keburukannya dapat disebutkan di sini antara lain :
o   Untuk beberapa tugas, MBO sulit menentukan tujuan yang tepat.
o   MBO hanya akan sukses jika semua pihak mau berpatisipasi.
o   MBO seharusnya tidak dipandang sebagai suatu penyelesaian untuk semua masalah manajemen.
o   Tujuan-tujuan itu seharusnya layak dan mudah diukur.




PERENCANAAN



Perencanaan merupakan fungsi terpenting diantara semua fungsi-fungsi   manajemen yang ada.
Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung usaha-usaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih dahulu daripada fungsi-fungsi pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan.


  • Bentuk-bentuk Perencanaan

Seperti diuraikan dimuka, bahwa perencanaan ditetapkan sekarang dan dilaksanakan serta digunakan untuk waktu yang akan dating. Dengan nebdasarkan diri pada pengertian ini, maka perencanaan memiliki bentuk-bentuk berikut :
a.      Tujuan (Objective)
Tujuan merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan, dan diusahakan untuk sedapat mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
b.      Kebijakan (Policy)
Kebijakan adalah suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan.
c.       Strategi
Strategi merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang telah dibuat. Oleh karena itu da;am membuat strategi haruslah memperhatikan beberapa faktor seperti : ketepatan waktu, ketepatan tindakan yang akan dilakukan dan sebagainya.
d.      Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang.
e.       Aturan (rule)
Aturan adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur.
f.       Program
Program merupakan campuran anatara kebijakan prosedur, aturan dan pemberian tugas yang disertai dengan suatu anggaran (budget); semuanya ini akan menciptakan adanya tindakan.

§  Kegunaan Perencanaan
Dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, perencanaan adalah sangat penting sebab merupakan fungsi dasar bagi fungsi-fungsi tersebut. Adapun kegunaan daripada perencanaan adalah :


a.      Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang
b.      Mengarahkan perhatian pada tujuan
c.       Memperingan biaya
d.      Merupakan sarana untuk mengadakan pengawasan

§   Langkah-Langkah Penyusunan Perencanaan
         Langkah-langkah yang harus diambil untuk menyusun suatu perencanaan adalah :
a.   Menetapkan Tujuan
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun perencanaan adalah menetapkan tujuan.
b.      Menyusun Anggapan-anggapan (premising)
Langkah kedua yang harus dilakukan dalam dalam menyusun perencanaan adalah menciptakan, mencari kesesuaian penggunaan dan menyebarkan anggapan perencanaan.
c.    Menentukan Berbagai Alternatif Tindakan
               Banyak sekali cara yang dapat ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.
d.      Mengadakan Penilaian terhadap Alternatif-alternatif Tindakan yang Sudah          Dipilih
         Dalam langkah keempat ini dilakukan usaha-usaha untuk mencari alternatif mana yang akan memberikan hasil maksimal dengan pengeluaran tertentu. Jadi, di sini berlaku prinsip ekonomi.
e. Mengambil Keputusan
         Setelah diadakan penilaian dengan mengadakan pembandingan serta pertimbangan-pertimbangan yang masak terhadap berbagai alternatif, barulah diambil keputusan tentang alternatif mana yang diharapkan dapat mencapai tujuan.



§ Perencanaan Merupakan Pendekatan yang Rasional

   Dengan berbagai macam langkah yang telah dilakukan untuk menyusun suatu perencanaan, dapatlah dikatakan bahwa perencanaan merupakan suatu proses pendekatan yang rasional untuk waktu yang akan dating. 

§  Jangka Waktu Perencanaan

  Menurut jangka waktunya, perencanaan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :
a.       Perencanaan jangka panjang
b.      Perencanaan jangka menengah
c.       Perencanaan jangka pendek




§  Faktor-faktor yang Membatasi Perencanaan

     Faktor-faktor tersebut ialah :
a.   Sulitnya Mencari Anggapan Secara Teliti
b.      Perubahan yang Sangat Cepat
c.    Kelakuan Internal
   Kelakuan internal merupakan kekauan yang tercipta dan berasal dari dalam organisasi/ perusahaan; dapat berupa : (1) kekakuan psikologis, (2) kekakuan karena adanya prosedur dan kebijkan dan (3) kekakuan sumber daya dan dana.
d.      Kekakuan Eksternal
e.    Waktu dan Biaya


§  Pengambilan Keputusan

a.      Syarat Pengambilan Keputusan
Untuk bertindak ataupun mengambil keputusan secara rasional tersebut membutuhkan beberapa syarat, antara lain :
o   Harus brerusaha untuk dapat mencapai suatu tujuan yang tidak terpenuhi tanpa melalui tindakan yang positif.
o   Harus dapat mengetahui dengan jelas tentang tujuan-tujuan manakah yang dapat dicapai berserta segala kekurangannya.
o   Harus mempunyai kemampuan untuk mengadakan analisis dan pernilaian berbagai alternatif sesuai dengan runtutan-runtutan untuk mencapai tujuan.
o   Harus bersikap optimis dan mempunyai kemauan yang kuat untuk memilih alternatif yang paling baik.
b.      Alat Pengambilan Keputusan
                                             Untuk mengambil keputusan yang rasional seperti : (1) operation reseaech, (2) teori probabilitas, (3) Linear programming. Selain ketiga macam alat pengambilan keputusan diatas, masih terdapat beberapa teknik yang dipakai untuk memperbaiki kualitas pengambilan keputusan pada keadaan yang sifatnya tidak pasti, tetapi masih berada di dalam batas-batas kewajaran. Alat-alat tersebut adalah:
o   Analisa Risiko
o   Pohon Keputusan (Decision Tree)









PENGORGANISASIAN

§   Pengertian

       Setiap organisasi memiliki tiga komponen pokok, yaitu : personalia, fungsi dan faktor-faktor fisik, yang kesemuannya ini merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
         Ditinjau dari segi prosesnya, pengorganisasian merupakan usaha untuk menyusun komponen-komponen pokok (di atas) sedemikian rupa, sehingga dapat dipakai sebagai sarana untuk mencapai tujuan .
Fungsi pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses menciptakan hubungan anatara berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dapat dilakukan dapat bermanfaat serta terarah pada suatu tujuan.
         Hubungan-hubungan yang timbul di dalam organisasi dapat berbentuk : hubungan informal dan hubungan formal.

a.   Hubungan Informal
   Hubungan informal ini lebih banyak menyangkut hubungan manusiawi.
b.      Hubungan Formal
         Hubungan formal merupakan bentuk hubungan yang dilakukan dengan sengaja.
      Dalam hubungan formal terdapat tiga hubungan dasar yaitu:
1)      Tanggung Jawab
Yang dimaksud dengan tanggung jawab adalah kewajiban-kewajiban bagi individu untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan, dengan cara sebaik mungkin menurut kemampuan serta pengarahan yang diterima.
2)      Wewenang
Yang dimaksud dengan wewenang adalah hak untuk mengambil keputusan tentang apa yang harus dilakukan oleh seseorang., juga merupakan hak untuk meminta kepada orang lain melakukan sesuatu.
3)      Pertanggung Jawaban
Aliran pertanggung-jawaban ini merupakan kebalikan dari arus wewenang. Kalau wewenang berasal dari pimpinan, artinya mengalir dari atas ke bawah, maka pertanggung jawaban ini berasal dari bawahan (mengalir dari bawah ke atas )

§ Pola Hubungan antar Komponen Organisasi

               Semua tugas-tugas yang dijalankan diorganisir untuk mencapai tujuan, dalam mana tujuan tersebut merupakan titik tolak proses pengorganisasian. Jadi penentuan tugas-tugas yang hendak di jalankan haruslah didasarkan pada suatu tujuan
         Jadi, antara tujuan, fungsi, tanggung jawab, wewenang, serta pertanggung-jawaban mempunyai hubungan yang erat, dan berkaitan satu dengan lainnya.



§  Rentangan Kekuasaan
       Munculnya rentangan kekuasaan ini disebabkan oleh adanya keterbbatasan pada kemampuan seseorang. Dalam setiap organisasi, rentangan kekuasaan ini harus ditetapkan untuk mengetahui sampai berapa jauh seseorang daapat memimpin dan mengatur sejumlah karyawan dengan efektif dan efisien.
Banyak sedikitnya frekuensi hubungan antara pimpinan dengan bawahan dipengaruhi oleh beberaoa faktor, antara lain :
a.      Latihan dari Bawahan
b.      Pendelegasian Wewenang
c.       Perencanaan
d.      Teknik Komunikasi


§  Dasar-dasar Penggolongan Bagian Di Dalam Organisasi
Pengelompokkan menjadi bagian-bagian di dalam sebuah organisasi dapat di dasarkan pada beberapa faktor berikut ini :

a.      Didasarkan pada Suatu Angka
b.      Didasarkan pada Waktu
c.       Didasarkan pada Fungsi Perusahaan
d.      Didasarkan pada Luas Daerah Operasi
e.       Didasarkan pada Jenis Barang yang Dihasilkan
                          
§   Karakteristik Struktur Organisasi
Bentuk-bentuk struktur organisasi seperti garis dan staf, fungsional serta komite mempunyai cirri-ciri yang berbeda. Namun demikian setiap bentuk struktur organisasi yang baik harus memiliki karakteristik dasar, yaitu :

a.      Keseimbangan dalam Organisasi
Keseimbangan dalam organisasi ini sangat penting mengingat adanya beberapa bagian di dalamnya.
b.      Fleksibel
Flesibilitas merupakan kemampuan dari struktur organisasi untuk menyesuaikan diri terhadap semua perubahan-perubahan yang terjadi.











PENGARAHAN



§  Prinsip-prinsip Pengarahan

Pengarahan merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan.
Pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada benberapa prinsip, yaitu :

a.      Prinsip Mengarah Kepada Tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan Nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan.
b.      Prinsip Keharmonisan Dengan Tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkin tidak persis sama dengan tujuan perusahaan. Mereka menghendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar; dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
c.       Prinsip Kesatuan Komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tanggung jawab para bawahan.

§  Cara-cara Pengarahan
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :

a.      Orientasi
Orientasi merupakan  cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Orientasi dapat berupa anatara lain :
1)      Tugas itu sendiri.
2)      Tugas lain yang ada hubungannya.
3)      Ruang lingkup tugas.
4)      Tujuan dari tugas.
5)      Delegasi Wewenang.
6)      Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja.
7)      Hubungan antara masing-masing tenaga kerja.
8)      Dan sebagainya.



b.      Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. 
Perintah yang diberikan kepada bawahan dapat berupa :
o   Perintah Umum dan Khusus
o   Perintah Lisan dan Tertulis
o   Perintah Formal dan Informal

d.      Delegasi Wewenang
            Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.

§  Komunikasi
            Ada beberapa pendapat tentang komunikasi, antara lain dikemukakan oleh American Training Director, Newman dan Kontz
            American Training Director memberikan definisi komunikasi sebagai pertukaran pikiran atau informasi agar supaya terdapat saling pengertian serta hubungan antar manusia-manusia secara serasi. Definisi dari Newman lain lagi. Ia mengemukakan bahwa komunikasi merupakan pertukaran fakta-fakta, gagasan,pendapat dan perasaan oleh dua orang atau lebih.KOntz dan O’donell mengartikan komunikasi sebagai suatu pemindahan informasi antara orang yang satu dengan lainnya.
            Dari definisi-definisi tentang komunikasi tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa :
a.      Di dalam komunikasi terdapat hubungan antara orang dengan orang, orang dengan lembaga dan sebaliknya.
b.      Hubungan yang timbul di dalam komunikasi itu digunakan untuk menyalurkan gagasan, pendapat atau informasi.
c.       Komunikasi berguna untuk menciptakan hubungan yang serasi dan menciptakan saling pengertian.
d.      Untuk mengadakan komunikasi, dapat digunakan kata-kata, surat, kode atau simbol.
Untuk maksud-maksud tersebut perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut :
1.      Komunikasi Harus Jelas
Komunikasi yang jelas dapat dilakukan bilamana dipakai bahasa yang baik, sehingga mudah dimengerti serta tidak disalah tafsirkan oleh sipenerima.
2.      Prinsip Integritas
Komunikasi dapat digunakan untuk memupuk saling pengertian antara masing-masing individu sehingga dapat mencapai serta menjaga adanya suatu kerjasama yang baik.

3.      Prinsip Penggunaan Organisasi Informal
Komunikasi yang efektif dapat dicapai bilamana digunakan organisasi informal sebagai pelengkap saluran organisasi formal yang ada.

§   Motivasi
Motivasi mempunyai dua macam bentuk, yaitu motivasi positif dan motivasi negative.
   a.   Motivasi Positif
      Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu.
b.   Motivasi Negatif.
      Motivasi negative merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti seseorang untuk melakukan sesuatu secara terpaksa.


PENGKOORDINASIAN

            Koordinasi yang baik dapat dilakukan jika masing-masing indiviudu menyadari dan memahami akan tugas-tugas mereka.

Prinsip-Prinsip Koordinasi
a.       Prinsip Kontak Langsung
Prinsip ini menyatakan bahwa koodinasi harus dicapai melalui hubungan antar manusi baik hubungan secara horizontal maupun vertical. Dalam hubungan langsung tersebut dapat terjadi pertukaran gagasan, pendapat, harapan, dan sebagainya, cara ini dianggap lebih sempurna dibandingkan dengan cara-cara lainnya. Semua pendapat bisa dikemukakan secara detail sehingga memungkinkan untuk diperolehnya saling pengertian yang mendalam.
b.      Perinsip Penekanan pada pentingnya Koordinasi
Kurang baiknya koordinasi yang ada dapat menimbulkan kesimpangsiuran di dalam organisasi. Selain itu, koordinasi yang baru diadakan kemudian juga dapat menghambat jalannya organisasi. Oleh karena itu koordinasi itu perlu dilakukan sejak membuat perencanaan sampai melaksanakan kebijakan. Jika suatu perencanaan sudah dilaksanakan, maka sulit untuk menarik/mencabutnya kembali. Bilamana pencabutan tersebut berhasil dilakukan, ada kemungkinan bahwa tindakan itu dapat menimbulkan berbagai masalah.
c.       Hubungan balik antara Faktor-faktor yang ada
Masing-masing individu yang bekerja bersama-sama dalam kondisi pekerjaan tertentu, akan saling memberikan pengaruh antara yang satu dengan lainnya. Kondisi, tujuan dan macam pekerjaan yang sama memungkinkan bagi mereka untuk mengadakan hubungan secara rutin, baik di dalam bagian maupun antar bagian. Kerjasama yang baik dapat dilakukan jika masing-masing individu saling memahami tugas-tugas mereka. Oleh karena itu mereka harus membuka kesempatan untuk saling mempertukarkan informasi.
Pelaksanaan Fungsi Koodinasi
Untuk melaksanakan fungsi koordinasi, manajer dapat menempuh dua cara, yaitu :
a.       Menjamin bahwa kondisi lingkungan dapat membantu untuk memberikan fasilitas bagi terlaksananya koordinasi.
b.      Memastikan apakah masing-masing individu sudah mengetahui prinsip-prinsip koordinasi.

PENGAWASAN

Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilaksanakan dalam manajemen. Dengan pengawasan dapat diketahui tentang hasil yang telah dicapai. Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standart atau rencananya, serta melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadi penyimpangan. Pengawasan perlu dilakukan pada setiap tahap agar supaya mudah diadakan perbaikan jika terjadi penyimpangan-penyimpangan. Mungkin perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan hanya bersifat sederhana, menyangkut masalah-masalah kecil yang jumlahnya tidak begitu banyak. Dapat pula menyangkut perubahan-perubahan besar, seperi :
a.       Penyusunan kembali rencana baru,
b.      Menetapkan sasaran target baru,
c.       Perubahan struktur organisasi,
d.      Perbaikan cara-cara penerimaan pegawai, dan
e.      Sebagainya.

Langkah-langkah Pengawasan
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengadakan pengawasan adalah :
a.       Menciptakan Standart
Standart merupakan suatu criteria untuk menguklur hasil pekerjaan yang sudah dilakukan. Standart kuatitatif merupakan suatu standart yang dinyatakan di dalam satuan-satuan tertentu. Sedangkan standart kualitatif dapat berupa pendapat umum, langganan, buruh, dan sebagianya.
b.      Membandingkan Kegiatan yang Dilakukan dengan Standart
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui samapi seberapa jauh adanya penyimpangan yang telah terjadi.
c.       Melakukan Tindakan Koreksi
d.      Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan mnyempurnakan segala kegiatan. Urutan-urutan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam pengambilan tindakan korekasi ini adalah :
·         Menghayati masalah-masalah yang dihadapi.
·         Mencari kemungkinan-kemungkinan untuk mengatasi atau memperbaiki adanya kesalahan.
·         Mengadakan penilain terhadap berbagai kemungkinan tersebut.
·         Menentukan cara-cara untuk mengadakan koreksi yang paling tepat.
Syarat-syarat Pengawasan yang Baik
a.       Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan (aktivitas).
b.      Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpanan yang terjadi dengan segera.
c.       Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.
d.      Pengawasan harus obyektif, teliti dan sesuai dengan standart yang digunakan.
e.      Pengawasan harus fleksibel/luwes.
f.        Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi.
g.       Pengawasan harus ekonomis.
h.      Pengawasan harus mudah dimengerti.
i.         Pengawasan  harus diikuti dengan perbaikan/koreksi.


universitas gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar