Rabu, 24 November 2010

Observasi Usaha Toko Kue Mahkota Rasa

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kebutuhan makanan ringan saat ini menjadi hal yang dinikmati. Hal ini tidak saja berlaku bagi pencinta makanan ringan, tetapi telah merambah ke hampir semua lapisan masyarakat. Salah satu makanan tersebut adalah kue kering dan kue basah.
Toko Mahkota Rasa adalah salah satu tempat proses pembuatan kue kering dan kue basah. Mahkota Rasa merupakan jenis usaha yang berupaya mengakomodir kebutuhan masyarakat lewat sajian menu yang bervariasi.
Oleh karena itu kami membuat laporan observasi untuk tugas softskill dalam mata kuliah Pengantar Bisnis.

1.2 Sasaran
Pembuatan laporan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat khususnya generasi bangsa untuk tetap mau melestarikan jenis makanan tradisional yang ada di bangsa kita, yang merupakan kekayaan sekaligus merupakan ciri dari bangsa Indonesia sendiri. Serta untuk mengajak masyarakat agar mau membeli makanan tradisional supaya makanan tradisional di negara kita tidak punah.



BAB II
PROSES PRODUKSI

2.1 Sejarah
Mahkota Rasa yaitu toko yang memproduksi kue kering dan kue basah. Berlokasi di Setia Darma 2 Tambun Selatan. Toko Mahkota Rasa berdiri sejak 10 tahun yang lalu. Yang didirikan oleh Bpk. Ahmad Nuri dengan modal utama Rp. 20.000.000. Pengalaman pemilik yaitu berjualan ager-ager di pasar Senen, oleh karena itu Bpk. Ahmad Nuri mendirikan usaha toko kue. Toko kue Mahkota Rasa mempunyai 3 cabang yaitu di Kranco Indah (Jakarta), Komseko (Kramat Jati), dan Tambun (Bekasi). Pertama yang dijual di toko tersebut adalah kue putri ayu, semakin lama semakin bertambah jenis kue yang diproduksi oleh toko kue Mahkota Rasa.
Bpk. Ahmad Nuri merekrut 6 orang karyawan di cabang Tambun. Modal pembuatan kue dalam satu hari ± Rp. 1.000.000. dan keuntungan dalam satu hari ± Rp. 2.000.000. Toko kue Mahkota Rasa dibuka dalam waktu 24 jam setiap hari, kecuali hari Raya Idul Fitri. Jadi karyawan dibagi 2 kelompok, menjadi 2 shift.

2.2 Jenis dan Harga Dagangan
a. Putri ayu m. Sus
b. Lemper n. Bolu gula merah
c. Bugis o. Srikaya
d. Talam p. Bakwan
e. Nagasari q. Pastel
f. Cente manis r. Cucur
g. Kue Ku s. Pepe lapis
h. Risol t. Onde-onde
i. Ager-ager u. Bolu kukus
j. Lumpur v. Lopis
k. Martabak telor w. Putu mayang
l. Ba’pau
Harga kue yang dijual mulai dari harga Rp. 700,- sampai dengan Rp. 1.000,-.

2.3 Bahan dan Alat yang Dibutuhkan
• Bahan
Dalam 1 hari toko kue Mahkota Rasa membutuhkan bahan :
- Tepung terigu 15 kg - Kentang
- Tepung beras 8 kg - Wortel
- Tepung ketan 16 kg - Kulit risol
- Gula 15 kg - Telor 1 ½ kg
- Maizena - Daun pisang
- Minyak goreng 3 kg - Kelapa

• Alat
- Kompor - Pisau
- Tabung gas - Talenan
- Kuali besar - Mixer
- Dandang besar - Saringan
- Ember

2.4 Proses Pembuatan
Salah satu proses pembuatan kue yang dijual di toko kue Mahkota Rasa yaitu kue Talam, proses pembuatannya sebagai berikut :
- Dibutuhkan santan 4 gayung.
- Tepung beras 2 bungkus.
- Sagu 2 kg.
- Vanili secukupnya.
- Gula 2 kg.
- Garam secukupnya.
- Semua bahan di masukkan dalam 1 tempat.
- Lalu diaduk hingga rata.
- Setelah itu disaring supaya bersih, lalu langsung dibagi ke 2 tempat/cetakan dan setiap cetakan diberi pewarna makanan yaitu hijau dan coklat.
- Kemudian diberi pasta.
Cetakan pertama dikukus hingga matang, setelah itu dimasukkan adonan kedua lalu dikukus hingga matang.

2.5 Strategi Pemasaran
Toko kue Mahkota Rasa mempunyai strategi pemasaran dengan membuat spanduk dan sumber informasi dari mulut ke mulut. Tempatnya strategis, karena banyak angkutan umum yang melewati toko tersebut dan banyak masyarakat yang lewat atau berjalan kaki. Toko kue Mahkota Rasa juga menerima pesanan kue, jadi apabila pelanggan ingin memesan kue datang langsung ke toko tersebut.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Toko kue Mahkota Rasa adalah jenis usaha yang banyak diminati kalangan masyarakat. Mempunyai banyak variasi menu kue. Salah satu mempertahankan usaha tersebut yaitu dengan menciptakan menu baru agar masyarakat tidak jenuh.

3.2 Saran
- Usaha ini diharapkan memperbanyak cabang-cabang di daerah-daerah tertentu.
- Lebih meningkatkan kualitas dan variasi menu.
- Sistem pemasarannya lebih diperluas lagi agar masyarakat lebih tahu kue-kue tradisional, supaya kue tradisional tidak punah di Indonesia.